Hari Jadi Kuningan Ke519, DISPORAPAR Gelar Tradisi Saptonan
Sekedar informasi pergelaran saptonan hampir mirip dengan pacuan kuda tradisional, hanya saja saptonan bukan lomba memacu kuda melainkan uji ketangkasan menunggangi kuda sambil melempar tombak ke arah ember berisi air yang digantung di tiang atau gawang sapton, sedangkan panahan tradisional adalah salah satu warisan luluhur Kerajaan Kuningan yang ditularkan kepada rakyatnya agar mampu menggunakan gondewa (busur dan panah).
Meskipun cuaca panas tak membuat warga surut menyaksikan pergelaran Saptonan dan Panahan Tradisional yang diadakan pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan Pemuda Dan Olah Raga (Disporapar) Kabupaten Kuningan.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disporapar) Kabupaten Kuningan mengatakan saptonan merupakan suatu kebudayaan bernilai jual tinggi yang dikemas dalam suatu acara menarik dan telah dipromosikan ke tingkat nasional maupun internasional, sehingga setiap tahunnya banyak diminati oleh wisatawan.
“Selain bisa menjadi ciri khas Kabupaten Kuningan, saptonan merupakan tradisi yang sangat unik dan sudah menjadi tradisi yang patut dilestarikan karena selain menjadi budaya warisan sekaligus juga menjadi salah satu alat untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kuningan,” ungkap Jaka Chaerul, Kadis Porapar.
Sementara itu menurut Bupati Kuningan H. Acep Purnama yang turut hadir dalam acara saptonan yang mengenakan pakaian adat sunda datang dengan kendaraan tradisional sebuah bendi kraton dalam sambutanya mengungkapkan, selain sebagai upaya pelestarian adat tradisi, saptonan juga dapat mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat Kuningan.
“Saptonan adalah salah satu dari ratusan pesta budaya yang ada di Kuningan, keberadaanya akan terus kami lestarikan dan dikembangkan demi kemajuan dunia kepariwisataan, dan sejauh ini Alhamdulilah banyak warga yang berpartisispasi dalam acara ini terlihat sangat antusias," ujarnya. (JN01/Red)
Tidak ada komentar