Ketua Raja Edan : Kami Bertato, Tapi Tak Terima Pesantren dan Santri Dihina
Berita Kuningan - Keluarnya diksi 'Limbah' yang terucap dari Ketua DPRD Kabupaten Kuningan, Nuzul Rachdy mendapat kecaman banyak pihak, salahsatunya dari Paguyuban Raja Edan.
Usai mengikuti aksi audiensi menuntut Badan Kehormatan (BK) Dewan bersama ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat untuk mendesak BK menegakat etika anggota dewan, Paguyuban Raja Edan memberikan pernyataan sikap.
"Kami merasa geram atas ucapan Ketua Dewan yang telah menghina santri dan pondok pesantren. Meski bertato, kami tak terima jika pesantren dan santri dihina," ujar Otong, Ketua Paguyuban Raja Edan Kabupaten Kuningan, Rabu (7/10/2020).
Otong sangat menyayangkan atas ucapan yang dikeluarkan oleh Sekertarias DPC PDI-P Kabuaten Kuningan tersebut. Seharusnya, kata Otong, sebagai orang yang berpendidikan harusnya lebih memiliki ahlaq.
"Dimata masyarakat kami mungkin dipandang berandalan, tapi kami masih punya etika dan sopan santun terlebih kepada santri yang menjadi panutan bagi kami," lanjutnya.
Dirinya mengecam apa yang dilakukan oleh pejabat publik tersebut benar-benar menodai kehormatan lembaga. Untuk itu, diharapkan BK dapat memaksimalkan fungsinya untuk menjaga kehormatan lembaganya.
"Sebagai sesama manusia kita harus saling memaafkan, namun proses harus tetap berjalan, bagaimanapun juga masalah ini sudah mencuat bukan hanya ditingkat nasional bahkan hingga internasional," pungkasnya. (AR27/Red)
Tidak ada komentar