Berita Terbaru

Lewat UMKM Lokal, Menciptakan Inovasi Unik Berwisata di Desa Bojong, Kabupaten Kuningan

Photo : Salah Satu Produk UMKM dalam Paket Wisata Desa Bojong, Yaitu Batik Kuningan “Bojong Asri” Sumber: Akun Instagram Desa Wisata Bojong (@desabojongkreatif)


Wisata tidak hanya bergantung pada potensi lokal berbasis keindahan alam yang memanjakan mata, tetapi juga dapat memanfaatkan potensi lokal untuk menciptakan pengalaman baru yang menarik bagi wisatawan, salah satunya melalui wisata edukasi. Hal ini dapat diwujudkan dengan pengembangan masyarakat berbasis komunitas, kolaborasi masyarakat, serta penguatan indikator dalam kualitas dan penjualan wisata edukasi. Salah satu wisata kreatif berbasis edukasi terletak di Desa Wisata Bojong, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sejak diresmikan pada tahun 2018, Desa Wisata Bojong menawarkan pengalaman bagi wisatawan untuk melihat langsung pembuatan berbagai produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) lokal secara tradisional serta merasakan pengalaman baru dalam membuat produk-produk tersebut melalui paket wisata edukasi.

Namun, salah satu tantangan besar dalam pengembangan wisata edukasi adalah kurangnya kolaborasi masyarakat, seperti keterbatasan dalam menguasai teknologi digital dan minimnya akomodasi bagi wisatawan yang ingin menginap. Hal ini menghambat Desa Wisata Bojong dalam beroperasi secara maksimal dan konsisten. Selain itu, hanya terdapat enam UMKM yang memenuhi standar paket wisata, yaitu Batik Kuningan "Bojong Asri", Emping Melinjo "Sahati", Imah Teuwuel "Makun", Raginang Berkah Mandiri, Keripik PisangKu, dan Beger. Oleh karena itu, melalui program Community Development yang diinisiasi oleh Universitas Prasetiya Mulya, sekelompok mahasiswa program sarjana yang terdiri dari delapan orang (Aloysius Vierery Wonorahardjo, Ahnaf Pandu Prayoga, Chloe Felicia Tan, Megan Evangeline Herlambang, Putri Arnella, Sanjaya, Sephyra Lawanto, dan Vito Valentinus), didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Jessica Ignatia Tambunan, M.Sc, melakukan Live-In selama 20 hari pada Desember 2024. Mereka mendampingi masyarakat dan UMKM di Desa Bojong dalam mengembangkan Desa Wisata Kreatif Bojong dengan harapan semakin banyak UMKM yang memenuhi standar serta meningkatnya kualitas wisata edukasi. Program pengembangan Wisata Kreatif dan UMKM Desa Bojong difokuskan pada dua aspek utama, yaitu pengembangan UMKM dan paket wisata edukasi serta edukasi digital marketing.

Penguatan Paket Wisata dan UMKM Sekitar

Paket wisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata Bojong masih menggunakan data yang kurang relevan dengan kondisi terkini, sehingga kurang menarik bagi wisatawan. Oleh karena itu, diperlukan analisis lebih lanjut mengenai wisata edukasi ini, seperti penggunaan analisis SWOT untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperkuat serta Business Model Canvas untuk menentukan core value atau nilai utama dari paket wisata tersebut.

Sebagai bagian dari program Community Development Universitas Prasetiya Mulya, mahasiswa melakukan penguatan paket wisata dengan melakukan perbaikan pada komponen UMKM, termasuk pembuatan indikator standar UMKM, perbaikan paket wisata untuk Wisata Edukasi Bojong, pembaruan data budgeting paket wisata UMKM, penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) bagi pelaku UMKM, pengelolaan akun Instagram Desa Wisata Bojong (@desabojongkreatif), serta pembuatan banner penyambutan dan booklet wisata untuk pameran. Penguatan paket wisata dan UMKM ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas Wisata Edukasi Desa Bojong serta menarik lebih banyak wisatawan secara konsisten, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian warga desa. Tentunya, keberhasilan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kolaborasi masyarakat, UMKM, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Bojong

Digital Marketing sebagai Langkah Awal Product Knowledge

Selain membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, digitalisasi juga merupakan komponen penting dalam pengembangan Desa Wisata Bojong. Di era modern seperti saat ini, digitalisasi sangat diperlukan dalam berbagai sektor ekonomi, terutama dalam ekonomi kreatif. Selain sebagai sarana penjualan, digitalisasi juga merupakan cara paling efektif untuk memperkenalkan produk kepada user dan menjangkau lebih banyak konsumen baru. Oleh karena itu, edukasi mengenai digital marketing perlu diberikan kepada masyarakat yang belum banyak terpapar teknologi digital.

Mahasiswa program Community Development Universitas Prasetiya Mulya mengadakan workshop digital marketing untuk membantu masyarakat memanfaatkan teknologi dalam pengembangan Desa Wisata Bojong. Workshop ini mencakup sesi lokakarya dengan materi terkait copywriting dan fotografi produk. Dalam kegiatan yang diikuti oleh 16 peserta dari masyarakat desa ini, para peserta berhasil menghasilkan foto produk dengan teknik "rule of thirds” serta menyusun narasi promosi kreatif yang memiliki efek “call to action” untuk meningkatkan penjualan produk. Dengan adanya lokakarya ini, masyarakat setempat, terutama pelaku UMKM, dapat lebih mudah mempromosikan Desa Wisata melalui media digital.

Pelatihan mengenai fotografi produk dan copywriting diharapkan dapat membantu menyampaikan product knowledge dari UMKM dan jasa wisata edukasi yang ditawarkan secara lebih efektif, baik secara visual maupun verbal. Hal ini dapat menarik perhatian calon konsumen serta memperjelas nilai jual dari Wisata Edukasi Desa Bojong. Selain itu, digital marketing juga menjadi teknik pemasaran baru yang memungkinkan jangkauan calon konsumen lebih luas melalui media digital.

Melalui program ini, mahasiswa berharap para pelaku UMKM dapat memanfaatkan digital marketing secara berkelanjutan untuk mengembangkan usaha mereka. Meskipun aktif di media sosial bukanlah hal yang mudah bagi banyak orang, tetapi manfaatnya sangatlah besar. Dengan langkah kecil namun konsisten, seperti mengunggah foto dan video di fitur Story di Instagram, Desa Wisata Bojong dan produk UMKM dapat semakin dikenal oleh audiens yang lebih luas. Hal ini diharapkan membuat desa semakin populer dan menarik lebih banyak wisatawan. Dengan meningkatnya jumlah pengunjung, masyarakat sekitar dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar, sehingga wisata edukasi dapat menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi desa.


Oleh: Irene Prastiwi, pengajar Entrepreneurial Capital di Universitas Prasetiya Mulya

Tidak ada komentar